Kiyai
Ini aku
Kadermu yang keder
Menerima toggak estafet perjuanganmu
Tak mampu cerahkan redup sembilan bintangmu
Tak mampu hijaukan gersang bumimu
Tak rekat di tambangmu.
Ini aku
Kader NU yang masih sekedar.
08 – Dzul Qo’dah – 1430
Pesarean KH Hasyim Aysari Tebuireng Jombang
Kuasa Kita Akan Kata Hanyalah Sementara Maka bicaralah sebelum kau tak lagi bersuara
27 Okt 2009
26 Okt 2009
Mengharap Sentuhmu
Guru
Aku datang tanpa muka
Karena jika ku bawa
Aku takut engkau akan muntah
Melihat wajah penuh nanah
Guru
Di bawah cangkupmu
Aku berlabu
Mengharap sentuhmu
Kelupas legamku
Guru
Aku percaya
Dalam dekapan tanah
Kau masih bisa menyapa
07 - Dzul Qo’dah - 1430
Pesarean Sayyid Sulaiman Mojoagung jombang.
Aku datang tanpa muka
Karena jika ku bawa
Aku takut engkau akan muntah
Melihat wajah penuh nanah
Guru
Di bawah cangkupmu
Aku berlabu
Mengharap sentuhmu
Kelupas legamku
Guru
Aku percaya
Dalam dekapan tanah
Kau masih bisa menyapa
07 - Dzul Qo’dah - 1430
Pesarean Sayyid Sulaiman Mojoagung jombang.
20 Okt 2009
ada apa ini?

ada apa ini?
hujan datang pagi hari
saat aku hendak pergi
ada apa ini?
aral melintang
selalu datang menghadang
ada apa ini?
hujan pergi siang hari
saat aku patah hati
ada apa ini?
tak ada rintang
sedang ia hilang
ada apa ini?
hujan kembali sore hari
saat aku semangat lagi
ada apa ini?
di depan gawang
aku masih gamang
ada apa ini?
hujan pergi malam hari
saat aku telah mati
ada apa ini?
aku pulang
tanpa kembang
17-syawal-1430
17 Okt 2009
Gombalku

Maaf
tak ada puisi untukmu
karena kata-kata tak juga muncul batang hidungnya
untuk saat ini
biarkan aku menggombal
merayumu dengan kain lusuh
atau jika perlu
kuberi kau tai
hingga keluar caci maki
hingga kau kejar aku
dengan segenggam batu
aku akan lari
berputar-putar di situ
sampai letih kau buru aku
kan kubuang gombalku
kau rayu kau dengan kertas tisu
tuk usap keringatmu.
.....
hei lihatlah
batang hidung kata-kata
muncul tanpa suara
Sidogiri: 19 Syawal 1430
16 Okt 2009
MEMILIKIMU
15 Okt 2009
di Lembar Arsy
di lembar arsy
tergolek
merangkak
berdiri
berlari
mati
adalah jemari waktu
yang mencatatku
dalam buku semesta
aku terdampar
di langgar tanpa dampar
di ruang tak berdinding
mengkaji prasasti diri
dengan huruf-huruf
yang meloncat
ke mataku
sendiri,
menuntutku tuk merunutnya,
membacanya
;tanpa kornea
terseret aku
dalam linang
yang mustahil
dijala
dan...
bisik udara
bunyikan arti
pun tak buatku sangsi
kerna
di lembar arsy
telah terukir
TAKDIR
tergolek
merangkak
berdiri
berlari
mati
adalah jemari waktu
yang mencatatku
dalam buku semesta
aku terdampar
di langgar tanpa dampar
di ruang tak berdinding
mengkaji prasasti diri
dengan huruf-huruf
yang meloncat
ke mataku
sendiri,
menuntutku tuk merunutnya,
membacanya
;tanpa kornea
terseret aku
dalam linang
yang mustahil
dijala
dan...
bisik udara
bunyikan arti
pun tak buatku sangsi
kerna
di lembar arsy
telah terukir
TAKDIR
Langganan:
Postingan (Atom)