di lembar arsy
tergolek
merangkak
berdiri
berlari
mati
adalah jemari waktu
yang mencatatku
dalam buku semesta
aku terdampar
di langgar tanpa dampar
di ruang tak berdinding
mengkaji prasasti diri
dengan huruf-huruf
yang meloncat
ke mataku
sendiri,
menuntutku tuk merunutnya,
membacanya
;tanpa kornea
terseret aku
dalam linang
yang mustahil
dijala
dan...
bisik udara
bunyikan arti
pun tak buatku sangsi
kerna
di lembar arsy
telah terukir
TAKDIR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar