Genangan Hujan
(Iwan Fals)
Sampai dimana aku tak tahu
Yang aku tahu terus melangkah menerjang bosan
Banyak cerita yang telah kita temui
Pasti berarti walau kadang tak peduli
Berkaca pada genangan hujan
Semerbak harum bunga-bunga liar
Senda gurau binatang malam
Mengantarku ke pembaringan
Bila ingin mengganggu kuhampiri kamu
Bila rindu bertalu aku disampingmu
Kuselimuti dengan semangatku
Lalu kukisahkan mimpi yang sederhana
Telah kuminta kau untuk menemani
Perjalanan ini sudah terjadi
Jangan berpikir kapan akan berakhir
Aku bergelora kurasa kaupun bahagia
Berkaca pada genangan hujan
Semerbak harum bunga-bunga liar
Senda gurau binatang malam
Mengantarku ke pembaringan
Kuasa Kita Akan Kata Hanyalah Sementara Maka bicaralah sebelum kau tak lagi bersuara
27 Nov 2009
takbir
allahuakbar
allahuakbar
allahuakbar
laailaha illallahu allahuakbar
allahuakbar
walillahilhamd
kujungkir
kepala kerdil
di dasar takbir
kupugar
segala kekar
dihadapan akbar
Idul adha 1430 H
allahuakbar
allahuakbar
laailaha illallahu allahuakbar
allahuakbar
walillahilhamd
kujungkir
kepala kerdil
di dasar takbir
kupugar
segala kekar
dihadapan akbar
Idul adha 1430 H
2 Nov 2009
Surga 3x4 cm
inilah surga
tanpa istana megah
tanpa bebungaan aneka warna
tanpa tanpa sungai tiga rasa
inilah surga
yang hanya dengan memandang aku akan kenyang
yang hanya dengan memandang dahagakupun hilang
inilah surga 3x4 cm
inilah surga
dengan satu bidadari
ya... kaulah Iq bidadari itu.
sepasang mata berbinar yang membuatku berdebar-debar
senyum terkulum yang membuat jakunku naik turun
bibirmu, hidungmu, pipimu, ....
ah inikah surga?
Iq, masih kusimpan foto 3x4 mu
tanpa istana megah
tanpa bebungaan aneka warna
tanpa tanpa sungai tiga rasa
inilah surga
yang hanya dengan memandang aku akan kenyang
yang hanya dengan memandang dahagakupun hilang
inilah surga 3x4 cm
inilah surga
dengan satu bidadari
ya... kaulah Iq bidadari itu.
sepasang mata berbinar yang membuatku berdebar-debar
senyum terkulum yang membuat jakunku naik turun
bibirmu, hidungmu, pipimu, ....
ah inikah surga?
Iq, masih kusimpan foto 3x4 mu
KaCaUbAlAu
di kaca:
kulihat kau
padahal aku
di kaca:
aku bercermin
terpantul dirimu
di kaca:
kau apa aku sih?
di kaca:
Balau
...ah KaCauBalAu...!!!
kulihat kau
padahal aku
di kaca:
aku bercermin
terpantul dirimu
di kaca:
kau apa aku sih?
di kaca:
Balau
...ah KaCauBalAu...!!!
1 Nov 2009
Lubang
abjad-abjad yang meloncat
di atas batu-batu bisu
berbuah lubang
lubang yang tak mungkin ditambal
seperti bilik yang kau tinggalkan
dengan kunci tanpa gigi
di atas batu-batu bisu
berbuah lubang
lubang yang tak mungkin ditambal
seperti bilik yang kau tinggalkan
dengan kunci tanpa gigi
27 Okt 2009
Sekedar Kader
Kiyai
Ini aku
Kadermu yang keder
Menerima toggak estafet perjuanganmu
Tak mampu cerahkan redup sembilan bintangmu
Tak mampu hijaukan gersang bumimu
Tak rekat di tambangmu.
Ini aku
Kader NU yang masih sekedar.
08 – Dzul Qo’dah – 1430
Pesarean KH Hasyim Aysari Tebuireng Jombang
Ini aku
Kadermu yang keder
Menerima toggak estafet perjuanganmu
Tak mampu cerahkan redup sembilan bintangmu
Tak mampu hijaukan gersang bumimu
Tak rekat di tambangmu.
Ini aku
Kader NU yang masih sekedar.
08 – Dzul Qo’dah – 1430
Pesarean KH Hasyim Aysari Tebuireng Jombang
26 Okt 2009
Mengharap Sentuhmu
Guru
Aku datang tanpa muka
Karena jika ku bawa
Aku takut engkau akan muntah
Melihat wajah penuh nanah
Guru
Di bawah cangkupmu
Aku berlabu
Mengharap sentuhmu
Kelupas legamku
Guru
Aku percaya
Dalam dekapan tanah
Kau masih bisa menyapa
07 - Dzul Qo’dah - 1430
Pesarean Sayyid Sulaiman Mojoagung jombang.
Aku datang tanpa muka
Karena jika ku bawa
Aku takut engkau akan muntah
Melihat wajah penuh nanah
Guru
Di bawah cangkupmu
Aku berlabu
Mengharap sentuhmu
Kelupas legamku
Guru
Aku percaya
Dalam dekapan tanah
Kau masih bisa menyapa
07 - Dzul Qo’dah - 1430
Pesarean Sayyid Sulaiman Mojoagung jombang.
20 Okt 2009
ada apa ini?

ada apa ini?
hujan datang pagi hari
saat aku hendak pergi
ada apa ini?
aral melintang
selalu datang menghadang
ada apa ini?
hujan pergi siang hari
saat aku patah hati
ada apa ini?
tak ada rintang
sedang ia hilang
ada apa ini?
hujan kembali sore hari
saat aku semangat lagi
ada apa ini?
di depan gawang
aku masih gamang
ada apa ini?
hujan pergi malam hari
saat aku telah mati
ada apa ini?
aku pulang
tanpa kembang
17-syawal-1430
17 Okt 2009
Gombalku

Maaf
tak ada puisi untukmu
karena kata-kata tak juga muncul batang hidungnya
untuk saat ini
biarkan aku menggombal
merayumu dengan kain lusuh
atau jika perlu
kuberi kau tai
hingga keluar caci maki
hingga kau kejar aku
dengan segenggam batu
aku akan lari
berputar-putar di situ
sampai letih kau buru aku
kan kubuang gombalku
kau rayu kau dengan kertas tisu
tuk usap keringatmu.
.....
hei lihatlah
batang hidung kata-kata
muncul tanpa suara
Sidogiri: 19 Syawal 1430
16 Okt 2009
MEMILIKIMU
15 Okt 2009
di Lembar Arsy
di lembar arsy
tergolek
merangkak
berdiri
berlari
mati
adalah jemari waktu
yang mencatatku
dalam buku semesta
aku terdampar
di langgar tanpa dampar
di ruang tak berdinding
mengkaji prasasti diri
dengan huruf-huruf
yang meloncat
ke mataku
sendiri,
menuntutku tuk merunutnya,
membacanya
;tanpa kornea
terseret aku
dalam linang
yang mustahil
dijala
dan...
bisik udara
bunyikan arti
pun tak buatku sangsi
kerna
di lembar arsy
telah terukir
TAKDIR
tergolek
merangkak
berdiri
berlari
mati
adalah jemari waktu
yang mencatatku
dalam buku semesta
aku terdampar
di langgar tanpa dampar
di ruang tak berdinding
mengkaji prasasti diri
dengan huruf-huruf
yang meloncat
ke mataku
sendiri,
menuntutku tuk merunutnya,
membacanya
;tanpa kornea
terseret aku
dalam linang
yang mustahil
dijala
dan...
bisik udara
bunyikan arti
pun tak buatku sangsi
kerna
di lembar arsy
telah terukir
TAKDIR
17 Agu 2009
Hingga Sekarang
Karena embun pagi begitu bening
Untukmu
Ku titipkan rinduku pada embun
Ternyata
Sampai siang ini
Kau tak juga datang
Dan embun pagi
Hilang
Karena matahari bersiar terang
Untukmu
Kutitipkan rinduku pada siang
Ternyata
Sampai senja ini
Kau tak juga datang
Dan sinar matahari
Hilang
Karena senja begitu indah
Untukmu
Kutitipkan rinduku pada senja
Ternyata
Sampai malam ini
Kau tak juga datang
Dan indahnya senja
Hilang
Karena malam begitu tentram
Untukmu
Kutitipkan rinduku pada malam
Ternyata
Sampai pagi ini
Ku tak juga datang
Dan tentramnya malam
Hilang
Lalu kemana kan kubawa rinduku
Jika waktu tak lagi bersekutu
Dan kamu…
Entahlah.
Untukmu
Ku titipkan rinduku pada embun
Ternyata
Sampai siang ini
Kau tak juga datang
Dan embun pagi
Hilang
Karena matahari bersiar terang
Untukmu
Kutitipkan rinduku pada siang
Ternyata
Sampai senja ini
Kau tak juga datang
Dan sinar matahari
Hilang
Karena senja begitu indah
Untukmu
Kutitipkan rinduku pada senja
Ternyata
Sampai malam ini
Kau tak juga datang
Dan indahnya senja
Hilang
Karena malam begitu tentram
Untukmu
Kutitipkan rinduku pada malam
Ternyata
Sampai pagi ini
Ku tak juga datang
Dan tentramnya malam
Hilang
Lalu kemana kan kubawa rinduku
Jika waktu tak lagi bersekutu
Dan kamu…
Entahlah.
26 Jul 2009
Gerhana

For my parent
Pernah kukencingi bulan
dan kuberi tai marahari
mereka malah tertawa
tangiskupun tumpah
saat rasi bintang menggangguku
aku cari aman di ketiak bulan
saat awan mengeroyokku
aku lari sembunyi di pantat matahari
ah...
masa-masa itu
saat aku nyaman ditimang bulan
saar aku asik dipanggul matahari
ha!
aku malah jadi gerhana
.....
pak, buk
maafkan anakmu
ini
15 Jul 2009
Mereda Malam

Aku
Mereda malam...
meniti senja...
kala mentari menjauh..
aku terpaku...
menangisi awan kelabu...
yang menutupi langit...
diterpa angin jahil yang merobek robek sukaku...
aku terdiam...
tengadah...
terpuruk oleh tangan tangan tak terlihat...
teriakanku...
merusak batinku...
adakah lagi...
mentari merah yang pasti untukku
yang menghidupkan lagi...
segala anganku...
mencintaimu...
14 Jul 2009
ADIKKU

Tibatiba... ... ...
Alismu tersambung
Pipimu hilang lesung
menggembung
Sembunyikan hidung Yang tak mancung
Dari balik kerudung
Terdengar pelan meraung
Dik... Kau hobi nangis.
Tibatiba... ... ...
Terbesit sinar
Matamu berbinar
Hidungmu mekar
Bibir melebar
Dari balik cadar
Terdengar gelak menggelegar
Dik... kau juga suka tertawa.
Tingtungting
___sendok dan piring
Nyamnyimnyam
___Mulut mengenyam
Kriukruikriuk
___Suara kerupuk
Habis sebaki
___kemana nasi hendak dicari?
Habis seloyang
___kau tak juga kenyang
Dik... kau doyan makan.
Waduh... asin banget
aich... kurang sedap
Wah... Gosong!!!
Dik.. Kau tak pintar masak
Lalu
senyap
Tak ada suara
Hanya dengkur menyapa
Dik... kau tukang tidur
Dik...
Mestinya kuberi kau sangu
Lalu tenang
Kau pergi berguru
Nyatanya
Di usiaku yang lebih dua puluh
Aku sama denganmu
Jadi beban ayah ibu
Bahkan Lebih dari itu.
Dik...
Harusnya kuberi kau teladan
Lau kau ikuti jalan
Tanpa takut ada sandungan
Nyatanya
Aku sendiri masih BeRaNtAkAn
Dik...
Sepatutnya kuberi kau nasihat
Bahwa:
ini baik itu buruk
Bahwa:
ini benar itu salah
Bahwa:
ini manfaat itu mudzarat
Nyatanya
Aku masih buta
Pada warna
Pada arah
Pada segala
Dik...
Pernah ada tanya
Pantaskah aku jadi pengganti ayah?
Sedang lakuku
Jauh dari norma
Jauh dari harapnya
Jauuuh
Sejauh rindu pada waktu
Dik..
Selaksa harap ayah dan ibu
Ada di pundak ku
(Juga pundakmu)
Pundak kakak
Pundak adik
Pundak kita anak-anaknya
Mampukah kita memikulnya?
Dik...
Yang di sana
Biarlah di sana
Yang di sini
Biarlah di sini
Tak perlu memaksa asa
Karena, Sebelum kita lahir
Hidup ini terlalu getas untuk dipikirkan
Dik...
Akhir kata
Jadilah DEWASA
10 Jul 2009
UJIAN IMNANI
Kembali
harus mengambara di hutan hijaiyah
mencari-cari bunga ma'na
Kaki ini masih saja!
gamang tuk melangkah
padahal
tanda-tanda jalan telah
kusebar setahun sebelumnya
ternyata...
Reinkarnasi imni
masih menjadi misteri
...bagiku
harus mengambara di hutan hijaiyah
mencari-cari bunga ma'na
Kaki ini masih saja!
gamang tuk melangkah
padahal
tanda-tanda jalan telah
kusebar setahun sebelumnya
ternyata...
Reinkarnasi imni
masih menjadi misteri
...bagiku
7 Jul 2009
13 Jun 2009
ulang tahunku?

ulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang usiakulang tahunkurang
aku tau: Ulang tahunku=kurang usiaku
12 Jun 2009
1/2/3/ di 08-07-09
1/Garuda tinggal Kepala
Mengekor Sapi gila
2/Bintang cula tiga
Bercanda dengan awan hampa
3/di bawah Beringin tua
bergelantungan Hati di dahannya
entah Satu, Dua, atau Tiga
08-07-09 Penentunya
Mengekor Sapi gila
2/Bintang cula tiga
Bercanda dengan awan hampa
3/di bawah Beringin tua
bergelantungan Hati di dahannya
entah Satu, Dua, atau Tiga
08-07-09 Penentunya
26 Mei 2009
Untuk Calon Istriku
Saat kita bertemu nanti
Aku ingin awan tutupi sinarmu
Sinarmu terlalu terang bagiku
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Hadiahku
Buah matang tak berwarna
Karena aku buta
Hanya rasa
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Taukah kau?
Di goa itu aku selalu mengintipmu
Sayang, Sinarmu terlalu terang bagiku
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Di setiap senja aku selalu keluar
Mengejarmu!
Mengertikah Kau?
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Duh... calon istriku
Matahariku
Sinarmu terlalu terang bagiku
Aku ingin awan tutupi sinarmu
Sinarmu terlalu terang bagiku
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Hadiahku
Buah matang tak berwarna
Karena aku buta
Hanya rasa
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Taukah kau?
Di goa itu aku selalu mengintipmu
Sayang, Sinarmu terlalu terang bagiku
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Di setiap senja aku selalu keluar
Mengejarmu!
Mengertikah Kau?
Kau matahari
Dan aku kelewar yang risau di ujung fajar
Duh... calon istriku
Matahariku
Sinarmu terlalu terang bagiku
25 Mei 2009
Sebuah Surat Panjang untuk Pemenang pada Pemilu yang Akan Datang
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Salam hormat
Dari rakyat yang melarat
Kubuat surat panjang
Untukmu pemenang
Pada Pemilu yang akan datang
Bukan maksudku tuk berbuat lancang
Apalagi menantangmu berperang
Kutulis surat pajang
Karena kau ku sayang
Kutulis surat panjang
Karena perutku keroncongan
Kutulis surat panjang
Karena Mimpiku hilang
Sengaja kubuat pajang
Agar kau mau memandang
Karena kalau hanya sebaris
Aku yakin
kau tak akan menggubris
Bukannya aku tak hormat
Membuat surat
Dengan kertas berkarat
Jika kau mau melihat
Sungguh aku ini melarat
Sekedar beli kertas sekerat
Aku tak kuat!
Untukmu yang juara
Pada pemilu yang akan tiba
Suka tak suka
Kau harus baca
Karena ini adalah suara
Suara Rakyatmu yang jelata
Rakyat Indonesia
Wahai
Calon presidenku
Aku tak peduli
Siapa kamu
Aku tak peduli
Darimana kamu
Aku tak peduli
Apapun partaimu
Asal kau tak menindasku
Asal kau tak tipu aku
Asal kau bantu aku
Aku pasti akan mendukungmu
Aku Tak peduli kau merah
Asal kau tak tumpahkan darah
Asal kau tak menjarah tanah
Asal kau tak serakah
Aku akan bersikap ramah
Aku Tak peduli kau kuning
Asal kau tak sinting
Asal kau bukan maling
Asal kau tak hanya bersuara nyaring
Aku mau kau bimbing
Aku Tak peduli kau biru
Asal kau beri aku baju
Asal kau tak menipuku
Asal aku tak lagi makan batu
aku ikuti aturan mainmu
Aku Tak peduli kau hijau
Asal kau bukan algojo
Asal kau tak bermental coro
Asal kau tak cuma melongo
Tak ada kata “NO”
Aku Tak peduli kau lelaki ataupun wanita
Asal janji kau tepati, bukan sekedar kata
Bahkan banci ataupun waria
Asal terbukti, aku akan gembira
Wahai Pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Negeri ini bukanlah catur
Yang gampang diatur
Sambil makan bubur
Kemudian tidur
Presiden bukanlah raja
Yang kerjanya diam saja
Yang selalu minta dijaga
Hanya menikmati hadiah saja
Wakil presiden bukanlah seter
Yang sering bikin manufer
Selalu berkata suwer
Dengan mulut ember
Para mentri bukanlah cuncut
Yang kerjanya hanya manggut-manggut
Yang hanya bisa manut
Jika disuruh mencatut
Politisi bukanlah kuda
Yang bisa loncat seenaknya
Sikut sini sikut sana
Tak peduli kanan kirinya
Polisi bukanlah benteng
Yang hanya dijadikan tameng
Punya gedung mentereng
Diantara rumah berdinding seng
Dan rakyat bukanlah pion
Yang punya otak bloon
Tak mampu memohon
Walau sekedar balon.
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Berikan kami pekerjaan
Agar kami bisa makan
Turun harga barang
Agar kami bisa tenang
Tegakkan hukum
Agar kami bisa tersenyum
Berbuatlah adil
Agar kami tak terkucil
Jika tidak,
Jangan salahkan
Kalau kami berontak
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Jadilah bintang
Bukannya binatang
Jadilah pejuang
Bukannya pecundang
Jadilah pahlawan
Bukannya brandalan
Jadilah wakil
Bukannya cakil
Jadilah pemimpin
Bukannya pemimpi
Jadilah penyantun
Bukannya penyamun
Jadilah pengayom
Bukannya pengebom
Jadilah pembimbing
Bukannya maling
Jadilah kawan
Bukannya lawan
Jadilah peneduh
Bukannya pembunuh
Jadilah rahmat
Bukannya masyakat
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Doaku setulus hati
Semoga kau diberkati
Doaku sebesar gunung
Semoga kau selalu terlindung
Doaku ikhlas
Semoga Allah membalas
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Jika aku salah
Janganlah marah
Karena itu sudah lumrah
Karena aku tak tamat sekolah
Mungkin cukup sekian
Semoga engkau pengertian
Dan segala kekeliruan
Semoga kau maafkan
Suatu saat
Kan kukirim lagi surat
Entah ucapan selamat
Atau umpatan laknat
Tergantung kau apakan amanat
Entah kau rawat
Atau kau sikat
Wassalam
Sidogiri: 05. Jumadil Ula.1430 Hijriyah
Salam hormat
Dari rakyat yang melarat
Kubuat surat panjang
Untukmu pemenang
Pada Pemilu yang akan datang
Bukan maksudku tuk berbuat lancang
Apalagi menantangmu berperang
Kutulis surat pajang
Karena kau ku sayang
Kutulis surat panjang
Karena perutku keroncongan
Kutulis surat panjang
Karena Mimpiku hilang
Sengaja kubuat pajang
Agar kau mau memandang
Karena kalau hanya sebaris
Aku yakin
kau tak akan menggubris
Bukannya aku tak hormat
Membuat surat
Dengan kertas berkarat
Jika kau mau melihat
Sungguh aku ini melarat
Sekedar beli kertas sekerat
Aku tak kuat!
Untukmu yang juara
Pada pemilu yang akan tiba
Suka tak suka
Kau harus baca
Karena ini adalah suara
Suara Rakyatmu yang jelata
Rakyat Indonesia
Wahai
Calon presidenku
Aku tak peduli
Siapa kamu
Aku tak peduli
Darimana kamu
Aku tak peduli
Apapun partaimu
Asal kau tak menindasku
Asal kau tak tipu aku
Asal kau bantu aku
Aku pasti akan mendukungmu
Aku Tak peduli kau merah
Asal kau tak tumpahkan darah
Asal kau tak menjarah tanah
Asal kau tak serakah
Aku akan bersikap ramah
Aku Tak peduli kau kuning
Asal kau tak sinting
Asal kau bukan maling
Asal kau tak hanya bersuara nyaring
Aku mau kau bimbing
Aku Tak peduli kau biru
Asal kau beri aku baju
Asal kau tak menipuku
Asal aku tak lagi makan batu
aku ikuti aturan mainmu
Aku Tak peduli kau hijau
Asal kau bukan algojo
Asal kau tak bermental coro
Asal kau tak cuma melongo
Tak ada kata “NO”
Aku Tak peduli kau lelaki ataupun wanita
Asal janji kau tepati, bukan sekedar kata
Bahkan banci ataupun waria
Asal terbukti, aku akan gembira
Wahai Pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Negeri ini bukanlah catur
Yang gampang diatur
Sambil makan bubur
Kemudian tidur
Presiden bukanlah raja
Yang kerjanya diam saja
Yang selalu minta dijaga
Hanya menikmati hadiah saja
Wakil presiden bukanlah seter
Yang sering bikin manufer
Selalu berkata suwer
Dengan mulut ember
Para mentri bukanlah cuncut
Yang kerjanya hanya manggut-manggut
Yang hanya bisa manut
Jika disuruh mencatut
Politisi bukanlah kuda
Yang bisa loncat seenaknya
Sikut sini sikut sana
Tak peduli kanan kirinya
Polisi bukanlah benteng
Yang hanya dijadikan tameng
Punya gedung mentereng
Diantara rumah berdinding seng
Dan rakyat bukanlah pion
Yang punya otak bloon
Tak mampu memohon
Walau sekedar balon.
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Berikan kami pekerjaan
Agar kami bisa makan
Turun harga barang
Agar kami bisa tenang
Tegakkan hukum
Agar kami bisa tersenyum
Berbuatlah adil
Agar kami tak terkucil
Jika tidak,
Jangan salahkan
Kalau kami berontak
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Jadilah bintang
Bukannya binatang
Jadilah pejuang
Bukannya pecundang
Jadilah pahlawan
Bukannya brandalan
Jadilah wakil
Bukannya cakil
Jadilah pemimpin
Bukannya pemimpi
Jadilah penyantun
Bukannya penyamun
Jadilah pengayom
Bukannya pengebom
Jadilah pembimbing
Bukannya maling
Jadilah kawan
Bukannya lawan
Jadilah peneduh
Bukannya pembunuh
Jadilah rahmat
Bukannya masyakat
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Doaku setulus hati
Semoga kau diberkati
Doaku sebesar gunung
Semoga kau selalu terlindung
Doaku ikhlas
Semoga Allah membalas
Wahai pemenang
Pada pemilu yang akan datang
Jika aku salah
Janganlah marah
Karena itu sudah lumrah
Karena aku tak tamat sekolah
Mungkin cukup sekian
Semoga engkau pengertian
Dan segala kekeliruan
Semoga kau maafkan
Suatu saat
Kan kukirim lagi surat
Entah ucapan selamat
Atau umpatan laknat
Tergantung kau apakan amanat
Entah kau rawat
Atau kau sikat
Wassalam
Sidogiri: 05. Jumadil Ula.1430 Hijriyah
1 Mei 2009
24 Apr 2009
22 Apr 2009
Negeri Bukan Catur
Negeri bulanlah catur
Yang gampang diatur
Sambil makan bubur
Lalu tidur
Presiden bukanlah Raja
yang hanya diam saja
selalu dijaga
menimang nimang hadiah
Wakil Presiden bukanlah Ster
yang selalu bikin maneuver
selalu berkata suwer
dengan mulut ember
Mentri bukanlah Cuncut
yang hanya bisa nyruput
dan selalu manut
bila disuruh mencatut
Politisi bukanlah Kuda
Yang bisa loncat seenaknya
Sikut sini sikut sana
Tak peduli kanan kirinya
Polisi bukanlah Benteng
Yang hanya jadi tameng
Punya gedung mentereng
Di antara rumah bertembok seng
Rakyat bukanlah Pion
yang punya otak Bloon
tak mampu memohon
walau sekedar balon
Seharusnya
Beda…
Malang 12 Juni 2008
Yang gampang diatur
Sambil makan bubur
Lalu tidur
Presiden bukanlah Raja
yang hanya diam saja
selalu dijaga
menimang nimang hadiah
Wakil Presiden bukanlah Ster
yang selalu bikin maneuver
selalu berkata suwer
dengan mulut ember
Mentri bukanlah Cuncut
yang hanya bisa nyruput
dan selalu manut
bila disuruh mencatut
Politisi bukanlah Kuda
Yang bisa loncat seenaknya
Sikut sini sikut sana
Tak peduli kanan kirinya
Polisi bukanlah Benteng
Yang hanya jadi tameng
Punya gedung mentereng
Di antara rumah bertembok seng
Rakyat bukanlah Pion
yang punya otak Bloon
tak mampu memohon
walau sekedar balon
Seharusnya
Beda…
Malang 12 Juni 2008
Munajat Ulat
Aku si ulat
Merambat di atas kawat
Menggeliat di tanah liat
Surya menyengat
Wajahku pucat
Tubuhku berkeringat
Kakiku berkarat
Tak ada yang lihat
Apalagi mendekat
Bagai mayat
Tanpa pelayat
Kumantapkan niat
Menggapai hasrat
Ku akan tirakat
Semoga kuat
Dalam kepompong pekat
Aku bermunajat
Mengharap derajat
Meski tak keramat
Menjadi kupu yang memikat
Punya sayap mengkilat
Aku si ulat
Bukanlah malaikat
Yang selalu taat
Mengemban amanat
Ya… Maha Rohmat
Terimalah taubat
Hambamu yang laknat
Sidogiri 06-Rajab-1429H
By: Viqh
Merambat di atas kawat
Menggeliat di tanah liat
Surya menyengat
Wajahku pucat
Tubuhku berkeringat
Kakiku berkarat
Tak ada yang lihat
Apalagi mendekat
Bagai mayat
Tanpa pelayat
Kumantapkan niat
Menggapai hasrat
Ku akan tirakat
Semoga kuat
Dalam kepompong pekat
Aku bermunajat
Mengharap derajat
Meski tak keramat
Menjadi kupu yang memikat
Punya sayap mengkilat
Aku si ulat
Bukanlah malaikat
Yang selalu taat
Mengemban amanat
Ya… Maha Rohmat
Terimalah taubat
Hambamu yang laknat
Sidogiri 06-Rajab-1429H
By: Viqh
KUN
Kaf dan Nun
Maka Jadilah
Kaf dan Nun
Maka Hancurlah
Kaf dan Nun
Maka Hiduplah
Kaf dan Nun
Maka Matilah
Kaf dan Nun
Maka Bangkitlah
Kaf dan Nun
Maka tersungkur
Kaf dan Nun
Cukup dua huruf
Fayakun
Sidogiri 06 Rajab 1429 H
By: Viqh
Maka Jadilah
Kaf dan Nun
Maka Hancurlah
Kaf dan Nun
Maka Hiduplah
Kaf dan Nun
Maka Matilah
Kaf dan Nun
Maka Bangkitlah
Kaf dan Nun
Maka tersungkur
Kaf dan Nun
Cukup dua huruf
Fayakun
Sidogiri 06 Rajab 1429 H
By: Viqh
Puisiku terlahir Prematur
Puisiku terlahir prematur
Belum genap usia kandungannya
Mulutnya bisu
Telinganya tuli
Matanya jeleng
Kakinya jempe
Tangannya lumpuh
Ibunya meringis
Menahan tangis
Ketika perutnya diiris
Ibunya menjerit
Menahan sakit
Ketika lukanya dijahit
Bapaknya tertawa
Mengumbar hawa
Membuat luka
Bapaknya terbahak
Air liurnya memancak
Semakin galak
Kasihan dia
Kasihan ibunya
Dan bangsat bapaknya
Belum genap usia kandungannya
Mulutnya bisu
Telinganya tuli
Matanya jeleng
Kakinya jempe
Tangannya lumpuh
Ibunya meringis
Menahan tangis
Ketika perutnya diiris
Ibunya menjerit
Menahan sakit
Ketika lukanya dijahit
Bapaknya tertawa
Mengumbar hawa
Membuat luka
Bapaknya terbahak
Air liurnya memancak
Semakin galak
Kasihan dia
Kasihan ibunya
Dan bangsat bapaknya
21 Apr 2009
Langganan:
Postingan (Atom)